Lebak, (Antara News) - Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, meminta petani meningkatkan kualitas komoditas perkebunan guna mendongkrak pendapatan ekonomi petani.
"Kami mendorong petani Lebak agar meningkatkan kualitas produk komoditas unggulan, terlebih diberlakukannya pasar Masyarakat Ekonomis ASEANan (MEA)," kata Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kabupaten Lebak Kosim Ansori di Lebak, Minggu.
Ia mengatakan selama ini Kabupaten Lebak memiliki potensi cukup luar biasa untuk dikembangkan tujuh komoditas unggulan hasil perkebunan, antara lain cengkih, karet, kakao, kelapa sawit, kopi, kelapa, dan jenis kayu keras.
Bahkan, komoditas perkebunan tersebut di antaranya sudah ekspor, seperti karet dan kakao.
Ia berharap, petani dapat meningkatkan kualitas dengan menggunakan benih unggul bersertifikat dan penerapan kemajuan teknologi guna mendongkrak produsi.
"Kami yakin jika produk komoditi perkebunan itu memiliki kualitas kemungkinan bisa bersaing dengan negara lain," ujarnya.
Menurut dia, pengembangan perkebunan tersebut dapat meningkatkan pendapatan ekonomi petani dan penyerapan lapangan pekerjaan.
Pemerintah Kabupaten Lebak terus meningkatkan mutu dan produktivitas komoditas unggulan tersebut, sebab potensi perkebunan memberikan sumbangan cukup besar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
Saat ini, produksi perkebunan rakyat terbesar, yakni komoditas kelapa 6.126 ton, karet 3.229 ton, kelapa sawit 2.898 ton, cengkih 1.371 ton, kakao 733 ton, aren 723 ton, dan kopi robusta 260 ton.
"Kami berharap ke depan produk perkebunan dapat menjadikan pendapatan ekonomi masyarakat," katanya.
Pihaknya terus mendorong komoditas karet menjadikan unggulan petani karena bisa menyerap lapangan pekerjaan.
Bahkan, penyerapan tenaga kerja dari komoditas karet mencapai 35.000 orang. Mereka bekerja di perkebunan milik PTPN VIII Nusantara, perusahaan besar swasta dan masyarakat.
Pekerja perkebunan karet mulai dari tukang sadap, pemupukan, pemeliharaan, dan pengangkutan.
Sentra komoditas karet di Lebak, antara lain Kecamatan Leuwidamar, Bayah, Cijaku, Cileles, Cikulur, Rangkasbitung, Muncang, Gunungkencana, Cirinten, Sajira, dan Cimarga.
"Saya kira penghasilan andalan ekonomi petani saat ini perkebunan karet dan banyak petani menunaikan ibadah haji," katanya.
Zaman (55), petani karet di Kecamatan Cileles, mengatakan selama ini penghasilan perkebunan karet miliknya mencapai Rp8 juta per bulan dari areal 1,5 hektare.
Produksi karet Lebak memiliki kualitas terbaik dibandingkan dengan daerah lain di Banten.
"Kami setiap hari menjual produksi karet berbentuk getah ke penampung dan hasilnya bisa menyekolahkan anak juga menggaji empat pegawai," katanya.
Dishutbun Lebak Minta Petani Tingkatkan Kualitas Perkebunan
Senin, 27 Juni 2016 11:55 WIB